LOBBY
Bambang Hendro Samekto
Advokasi adalah sarana komunikasi yang kuat untuk mempengaruhi pembuat kebijakan dan pembuat opini masyarakat (media, LSM dan sektor swasta serta pemimpin masyarakat dan agama) pada semua tingkatan dari tingkat pusat sampai desa agar kebijakan dan pernyataan kebijakan mereka mendukung publik. Advokasi dipakai untuk memastikan bahwa pembuat kebijakan dan pembuat opini publik akan menangani dan mempertimbangkan isu yang diadvokasi.
Kegiatan utama advokasi antara lain: lobi (lobby), negosiasi, seminar, lokakarya, diskusi, pelatihan, orientasi, dialog interaktif Radio/TV, kunjungan lapangan untuk jurnalis, lomba penulisan jurnalis, Siaran Pers (Press Release), Konferensi Pers, petisi, demonstrasi atau pemogokan dan lainnya.
LOBBY (LOBI)
Dengan demikian lobi sebagai salah satu cara advokasi dipakai sebagai cara untuk:
(1) Melakukan tekanan kepada pembuat kebijakan, dan
(2) Mendapat dukungan dari pembuat dan pelaksana kebijakan
(3) Dikeluarkannya kebijakan publik untuk meningkatkan pendanaan program atau kegiatan yang menguntungkan masyarakat.
Dengan tujuan untuk:
(1) Dikeluarkannya undang-undang, amandemen undang-undang atau peraturan daerah yang mendukung atau mengatasi isu yang diadvokasi; dan
(2) Meningkatnya alokasi dana pemerintah untuk mendukung atau mengatasi isu yang diadvokasi.
Definisi lobi adalah:
Melakukan pendekatan secara tatap muka langsung dengan pejabatpembuat dan pelaksana kebijakan. Upaya ini bertujuan untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana kebijakan, baik anggota parlemen dan pejabat pemerintah lainnya, untuk melakukan perubahan terhadap keadaan atau layanannya kepada publik melalui perubahan, perbaikan atau pembuatan baru undang-undang atau peraturan yang menyangkut kepentingan orang banyak dan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat dan memberi keadilan serta pemerataan.
Untuk maksud yang sama namun dalam lingkup yang lebih kecil, lobi juga dapat dilakukan terhadap pimpinan perusahaan swasta atau organisasi lainnya.
Termasuk dalam pembuat dan pelaksana kebijakan adalah anggota DPR/D, Presiden, Gubernur, Bupati/Wali Kota, Camat, Kepala Desa, Menteri, Kepala Dinas/Badan/Lembaga beserta semua jajarannya.
Bentuk layanan publik adalah program, kegiatan, layanan kepada masyarakat yang dilaksanakan pemerintah yang menyangkut kepentingan orang banyak dan dalam upaya meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan rakyat dan memberi keadilan serta pemerataan. Hal ini termasuk program pembangunan sosial, ekonomi, pembangunan sarana dan prasarana, kesehatan, pendidikan, pertanian, pemberdayaan perempuan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, keadilan hukum, dan lain sebagainya.
A. PRINSIP MELAKUKAN LOBI
Untuk dapat melakukan lobi dengan baik maka perlu diketahui dan dikuasai prinsip-prinsip melakukan lobi. Prinsip melakukan lobi meliputi:
(1) Penentuan Isu atau Masalah, (2) Pemetaan Kekuasaan, (3) Penyampaian Pesan dan (4) Pelaksanaan Lobi
1. Penentuan Isu atau Masalah
Hal pertama dan penting yang dilakukan dalam melobi adalah menentukan satu isu atau masalah dan tujuan yang ingin dicapai.
Mengingat lobi merupakan salah satu cara dalam kegiatan advokasi maka isu atau masalah dan tujuan lobi adalah sama dengan isu dan tujuan advokasi. Sedang isu atau masalah yang akan diadvokasi melalui lobi sangat luas dan beragam, seperti: program pembangunan sosial, ekonomi, pembangunan sarana dan prasarana, kesehatan, pendidikan, pertanian, pemberdayaan perempuan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, keadilan hukum, dan lain sebagainya.
Namun hal terpenting yang perlu dilakukan adalah fokus kepada satu isu atau masalah.
Misalnya, dalam bidang kesehatan bisa lebih mendasar pada masalah gizi balita. Namun, masalah gizi balita juga masih cukup luas. Salah satu di antaranya adalah upaya meningkatkan gizi balita.
Tidak ada gunanya melobi untuk sebuah isu atau masalah bila keputusan telah dibuat. Sangat sulit bagi pembuat kebijakan untuk mengubah keputusan yang telah dibuat. Pastikan Anda sangat mengetahui isu atau masalah tersebut.
Adalah jauh lebih baik untuk melobi sebelum topik menjadi isu publik yang besar. Oleh karena itu perlu dipersiapkan dengan baik. Tidak ada gunanya menunda melobi suatu isu atau masalah dan menundanya sampai isu itu lengkap atau sempurna sebab-sebabnya. Jadi selalu lebih baik untuk mengembangkan kasus sedikit demi sedikit, dimulai dengan aspek yang kecil sampai menyeluruh.
Untuk mendukungnya, buatlah referensi perpustakaan yang baik tentang isu tersebut. Hal ini tidak terlalu sulit. Berbagai informasi dan keterangannya saat ini dengan mudah dicari dan dikumpulkan melalui internet.
Secara khusus, pastikan bahwa Anda mengetahui sumber-sumber utama informasi mengenai subjek yang dilobi. Kembangkan sistem pengarsipan informasi tersebut untuk memudahkan mendapat informasi yang dibutuhkan ketika diperlukan. Dengan membuat indeks tentang isu itu setiap hari maka informasinya selalu mutakhir dan semuanya akan menjadi mudah dan ringan. Anda kelak akan tahu manfaatnya.
2. Pemetaan Kekuasaan
Konsep pemetaan kekuasaan adalah mengidentifikasi siapa saja yang berpengaruh dan juga dapat dipengaruh untuk melakukan perubahan terhadap keadaan atau layanan kepada publik melalui perubahan, perbaikan atau pembuatan baru undang-undang atau peraturan.
Pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi sasaran yang akan dilobi. Sasaran yang dilobi adalah pejabat pembuat dan pelaksana kebijakan tertinggi sesuai dengan tingkat wilayah dan lembaganya. Sebagai contoh, pejabat pembuat dan pelaksana kebijakan tertinggi pada tingkat desa adalah Kepala Desa, di Kecamatan adalah Camat, di Kabupaten / Kota adalah Bupati / Walikota dan anggota DPRD. Pada tingkat Kabupaten. Pejabat yang berada di bawah pimpinan Bupati adalah Kepala Dinas atau Lembaga dan staf jajarannya sesuai dengan bidang dari isu atau masalah yang diadvokasi.
Selanjutnya perlu juga mengidentifikasi para pemangku kepentingan utama dari isu atau masalah yang diadvokasi. Para pemangku kepentingan ini secara berjenjang dapat berperan dalam mempengaruhi pejabat pembuat dan pelaksana kebijakan yang membidangi isu atau masalah yang diadvokasi yang pada akhirnya akan mengarah pada perubahan kebijakan atau undang-undang.
Langkah-langkah pemetaan kekuasaan adalah dengan membuat lingkaran pertama yang selanjutnya dibuat lingkaran ke dua yang melingkari lingkaran pertama.
a. Tulis isu atau masalah di lingkaran pertama
Disini, isu atau masalah yang telah diidentifikasi ditulis dalam lingkaran pertama.
b. Petakan Lembaga-lembaga utama
Pada lingkaran ke dua, identifikasi dan lembaga atau lembaga utama pembuat kebijakan terkait dengan isu atau masalah masalah yang ditulis dalam lingkaran pertama. Misalnya, dapat mulai ditulis mulai lembaga atau organisasi yang ada di desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Identifikasi nama-nama orang yang ada di lembaga organisasi itu yang membuat atau mempengaruhi kebijakan dan pelaksanaan kebijakan raktek yang berkaitan dengan isu atau masalah itu.
Sebagai contoh:
Untuk kegiatan upaya meningkatkan gizi balita, dapat ditulis Posyandu, PKK, Kantor Kepala Desa, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Kantor Camat, Rumah Sakit Kabupaten, Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten, Kantor Bupati, dan seterusnya.
c. Petakan orang-orang penting di lembaga-lembaga tersebut
Masukkan nama 2-3 orang penting terkait dari lembaga di lingkaran ke dua sekitar masalah ini. Ini biasanya orang dari kelompok yang Anda kenal atau tahu tapi juga yang Anda tidak kenal atau tidak tahu.
d. Petakan orang lain terkait orang-orang penting tadi
Identifikasi nama-nama orang yang terhubung ke orang-orang penting di atas atau yang mempengaruhi mereka, misalnya, Ketua Posyandu, Ketua PKK, Wakil Lurah, Ketua RT, Ketua RW, danlainnya. Pada dasarnya, perlu untuk memetakan bagaimana pembuat keputusan dipengaruhi dan oleh siapa. Tujuan dari langkah ini adalah untuk membantu mengidentifikasi cara untuk mengakses individu atau lembaga yang bisa menangani masalah ini.
e. Tentukan garis hubungan di antara orang-orang oenting itu
Langkah selanjutnya adalah membuat garis bagaimana orang-orang berhubungan satu dengan lainnya. Dari sini akan terlihat jaringan di antara orang penting dan orang yang didekatnya dan yang bisa dipengaruhinya. Beberapa orang akan memiliki banyak koneksi sementara yang lain tidak memiliki hubungan apapun. Dari jaringan ini akan terlihat pula kelompok-kelompok yang ada.
f. Penentuan Sasaran Utama
Dari garis hubungan dan jaringan orang-orang dan kelompok di atas buatlah analisa untuk menentukan siapa sasaran terbaik lobi. Salah satu caranya adalah dengan melingkari beberapa orang yang memiliki hubungan dan pengaruh terbanyak. Orang-orang dalam lingkaran ini kemudian dapat ditentukan sebagai sasaran yang akan dilobi.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan mungkin seseorang atau lembaga dalam peta ada yang tidak memiliki hubungan langsung dengan orang atau mebaga tertentu tetapi tetap memiliki pengaruh terhadap orang lain.
3. Pendekatan
Langkah selanjutnya adalah membuat rencana untuk melakukan pendekatan. Pendekatan umum dalam lobi adalah:
a. Menulis surat.
a. Menulis surat mengenai isu atau masalah yang dilobi meskipun bukan merupakan cara yang paling efektif namum selalu mendapatkan perhatian yang besar oleh pembuat kebijakan. Setiap pembuat kebijakan harus menerima surat asli dangan salinan atau fotokopi. Tulis isinya dengan baik dan langsung pada isu atau masalahnya. Tulis hanya satu isu atau masalah tiap surat. Jangan menggabungkan beberapa isu dalam satu.
Sedapat mungkin ditulis dalam satu atau dua halaman saja. Waktu pengiriman sangat penting. Jika surat tiba terlalu dini, itu akan terlupakan, dan bila terlambat akan menjadi basi. Jika mungkin kirim surat disertai tanda terima. Ini untuk memastikan bahwa surat yang dikirim telah diterima. Sertakan identitas Anda dengan jelas, termasuk alamat Anda. Mengirim surat melalui email juga dapat dilakukan namun sulit untuk mengukur efektivitas. Ada kemungkinan pembuat kebijakan tidak ingin dihubungi melalui email.
b. Upayakan tokoh masyarakat atau pembuat opini publik pendukung lobi menghubungi atau menelpon kantor pembuat kebijakan dan kantor dinas terkait.
c. Berbicara melalui telepon dengan staf atau staf ahli atau penasehat anggota DPRD dan kantor dinas terkait.
d. Terbitkan artikel yang berkaitan dan masalah yang akan dilobi di surat kabat setempat untuk membangun opini publik.
e. Temui secara resmi staf atau staf ahli atau penasehat anggota DPRD di kantornya dan kantor dinas terkait. Bangun hubungan yang baik dengan mereka.
f. Adakan pertemuan dengan anggota parlemen terkait isu di rumahnya atau kantornya dan kantor dinas terkait.
4. Penyampaian Pesan
Dalam lobi, teknik penyampaian pesannya dilakukan dengan persuasi. Ada prinsip-prinsip persuasi yang perlu diketahui dalam melakukan lobi, yaitu:
• Orang lebih cenderung mengikuti seseorang yang sepaham dengan mereka daripada yang tidak sepaham. Dalam melobi sebaiknya meminta rekan-rekannya yang melakukan lobi, misalnya sesama anggota DPRD salam satu Fraksi, satu partai, yang memiliki latar belakang dan perspektif yang sama.
• Orang lebih suka dan bersedia bekerja sama dengan mereka yang mempunyai paham dan sikap yang sama.
• Orang cenderung memperlakukan atau memberi orang lain sebagaimana orang itu memperlakukan atau memberinya. Jadi kalau ingin mendapat dukungan orang lain, mendapat informasi, data, bantuan, dan lainnya maka berikan hal yang sama kepada orang tersebut.
• Orang akan menepati janji yang dia buat secara sukarela dan dibuatnya sendiri. Namun demikian, sering kali agak sulit bagi anggota DPRD untuk menepati janjinya. Untuk ini sebaiknya dibuat perjanjian tertulis atau rekaman ats janji yang dibuatnya itu.
• Orang akan mengikuti apa yang dikatakan ahlinya atau pakarnya. Jadi libatkan ahli atau pakar dalam bidang yang dilobi. Pengalam dari orang yang pernah mengalami atau melakukan sendiri juga penting diikutkan dalam lobi.
• Orang lebih menginginkan susatu yang langka. Jadi, orang menyukai informasi yang eksklusif dibanding informasi umum.
5. Pelaksanaan Lobi yang Efektif
Agar lobi dapat lebih efektif, perhatikan hal-hal berikut:
• Bentuk tim lobi yang lengkap dan kuat, yang terdiri dari: Pimpinan, Penyusun dan penulis bahan mengenai isu atau masalah yang hendak dilobi, Pelobi yang handal, Sekretariat, dan pendukung lainnya.
• Informasi atau keterangan yang diberikan harus akurat (dan tidak berbohong). Jika Anda mendapat pertanyaan Anda tidak dapat menjawab, katakan sejujurnya. Buat informasi dan lembar fakta secara tertulis dalam satu halaman atau kurang (kecuali jika menguraikan sesuatu atau yang telah diteliti dengan baik). Masalah dan tujuan yang disampaikan harus jelas.
• Ketahui dengan pasti dan beritahu dengan pasti di mana dan apa posisi (pendapat) Anda terhadap isu atau masalah yang dilobi. Misalnya Setuju atau tidak setuju terhadap isu atau masalah yang dilobi. Berikan argumen-argumen yang benar dan jelas. Sedapat mungkin kemukakan pendapat dan argumen ini sesuai dengan sudut pandang nilai-nilai orang yang dilobi, sejarah tentang isu dari sudut pandang sasaran yang dilobi. Tawarkan solusi pemecahannya.
• Jangan melakukan lobi sendirian. Cobalah untuk bermitra atau berkoalisi dengan organsasi atau orang lain. Walaupun pembuat kebijakan selalu waspada terhadap organisasi-organisasi yang melakukan lobi, mereka umumnya menjawab dengan baik tentang isu yang dilobi secara bersama-sama dibanding dengan yang dilakukan sendiri-sendiri atau seseorang.
Beritahu bahwa Anda tidak bekerja sendiri tetapi juga dengan lembaga atau organisasi lain yang sepaham dengan Anda. Hal ini akan memberitahu pembuat kebijakan bahwa ada pemangku kepentingan yang Anda wakili, sebagian masyarakat, kelompok masyarakat atau sebuah jaringan organsasi, kelompok yang sepaham, dan sejenisnya.
Jika ada lembaga atau organisasi lain yang melakukan lobi tentang isu yang sama sebaiknya lakukan kerja sama walaupun mereka mengambil pandangan yang berbeda. Paling tidak lakukan konsultasi dengan mereka. Ini untuk memperoleh berbagai informasi tambahan dan informasi berguna yang mereka miliki.
• Kalau perlu pakai utusan yang sudah dikenal dan disukai pembuat kebijakan. Mereka lebih suka mendengar dari utusan ini dari pada mendengar langsung dari penggagas lobi. Utusan ini seringkali sudah mengetahui bagaimana berhadapan dengan sasaran yang akan dilobi.
• Selalu tetap tenang dan sopan Jangan menekan, mengancam atau member komentar pribadi walaupun masalah Anda direspon negatif. Jangan pula menjawab secara negative terhadap hal-hal yang dikemukan sasaran atau pembuat kebijakan. Jangan pernah mengakhiri lobi Anda dengan kata-kata kasar. Ini semua akan merusak kredibilitas dan menghambat komunikasi lebih lanjut.
B. PENUTUP
Sebagai tindak lanjut jangan lupa mengirim ucapan terima kasih atau melakukan panggilan telepon kepada pembuat kebijakan yang diadvokasi. Perlu menyatakan juga bahwa Anda menghargailah setiap keputusan yang mereka ambil. Selalu menawarkan untuk menindaklanjuti bila terdapat perkembangan baru.
Selanjutnya kirim surat secara teratur sebagai pemberitahuan bahwa Anda mengingatkan pembuat kebijakan tentang isu atau masalah yang dilobi dan Anda terus menerus mengikuti perkembangannya.
Untuk menguatkan hasil keputusan lobi, hasil lobby ini dapat disebarkan kepada media melalui siaran pers atau konferensi pers bersama. Namun demikian tetap harus berhati-hati dalam menggunakan media. Bila isu atau masalah yang yang dilobi merupakan isu penting yang belum dicapai kesepakatannya, janganlah melakukan siaran pers atau konferensi pers tanpa sepengetahuan pembuat kebijakan yang dilobi.
Seperti diketahui penyelesaian isu yang dilobi seringkali membutuhkan proses dan waktu yang lama. Untuk ini berilah kesempatan bagi pembuat kebijakan untuk memahami, mencernakan dan menentukan sikapnya. Kepada pembuat kebijakan dapat saja diberikan saran untuk melakukan siaran pers atau konferensi pers, namun keputusannya tetap berada ditangan mereka. Tentu akan lebih baik lagi bila gagasan untuk mengadakan siaran pers atau konferensi pers datang dari pembuat kebijakan.
Dalam hal lain, bila dalam melakukan lobi menemui jalan buntu, Anda dapat mencari dukungan media untuk membantu memperlancar lobi mengenai isu atau masalah yang dilobi.
Setiap lobi tidak hanya akan membantu membujuk para pembuat kebijakan tetapi juga akan menjadi pengalaman pendidikan untuk Anda. Selama proses melobi, Anda akan melihat dan mengetahui keadaan social, politik dan wawasan lain mengusung isu atau masalah yang dilobi.
Jadi jangan pernah takut untuk melakukan lobi, mengetahui bagaimana mekanisme pembuatan keputusan oleh pemerintah dan mendapat masukan dari para ahli mengenai cara-cara terbaik melakukan lobi.
Sekali lagi kegiatan lobi harus dirancang dengan baik agar memberi hasil yang bail pula.
Silakan kirim komentar atau pertanyaan ke:
bambanghsamekto@gmail.com